Thursday, May 2, 2013

asuhan kebidanan dengan infeksi CMV dan Rubella


BAB I
PENDAHULUAN


I.1. LATAR BELAKANG

TORCH adalah sebuah istilah untuk menggambarkan gabungan dari empat jenis penyakit infeksi yang menyebabkan kelainan bawaan, yaitu Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes. Keempat jenis penyakit infeksi ini sama-sama berbahaya bagi janin bila infeksi diderita oleh ibu hamil.
Infeksi Cytomegalovirus (CMV) tidak harus bergabung dengan infeksi TORCH dan tidak terbatas pada ibu hamil yang mungkin menularkan kepada janin atau anak yang dapat menyebabkan cacat lahir, buta atau tuli, melainkan dapat menyerang setiap individu.
Infeksi CMV umumnya berjalan simtomatik pada penderita dengan kompetensi system imun tubuh yang baik, namun apabila individu berada dalam kondisi imun belum matang (misalnya janin, bayi baru lahir), tertekan (memakai obat immunosupressan), atau lemah (misalnya menderita kanker, human immunodeficiency virus, dan lain-lain), dapat menimbulkan gejala klinik yang nyata dan berat. Setelah infeksi primer atau infeksi pertama kali, CMV hidup menetap (dormant) dalam sel tubuh inang. Infeksi berjalan laten, namun reaktivasi, replikasi, reinfeksi sering terjadi. Penyebaran dalam tubuh atau endogen dapat terjadi melalui sirkulasi darah dan dari sel ke sel.
Prevalensi infeksi CMV di ongen berkembang mencapai 80-90% dari populasi, Lisyani mendapatkan angka onge di tahun 2004 sebesar 87,8 %. CMV dijumpai terbanyak dalam saliva dan urin, ekskresi dapat terjadi berminggu-minggu, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, sehingga kemungkinan penularan mudah terjadi. Dengan demikian, transmisi infeksi selain dari ibu ke janin atau bayi baru lahir, dapat pula terjadi melalui kontak langsung, kontak dengan barang-barang yang terkontaminasi, kontak seksual, ongenita darah, transplantasi organ dan sebagainya.
        Dilaporkan di ongen maju bahwa infeksi kongenital karena CMV merupakan 0,3-0,5% dari kelahiran hidup  dan 1-2% di ongen berkembang. Lebih dari 10-15% infeksi kongenital pada anak baru lahir jelas gejalanya. Tetapi ada juga yang baru tampak gejalanya pada masa pertumbuhan dengan memperlihatkan gangguan; neurologis, mental, ketulian dan visual.
        Masalah yang timbul di Indonesia, sejauh mana kemampuan laboratorium untuk menegakkan diagnosis dan seberapa jauh kemajuan pengelolaan kasus infeksi kongental CMV terutama dalam pengobatan dan pencegahan.

I.2. TUJUAN
I.2.1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah agar para pembaca dan khususnya mahasiswa kebidanan memahami dan mengerti tentang  CMV dan Rubella.
I.2.2. Tujuan khusus
Agar mahasiswa mengetahui tentang :
a.                   Definisi CMV
b.                  Patogenesis CMV
c.                   Diagnosis CMV
d.                  Penapisan dalam kehamilan
e.                   Dampak terhadap kehamilan
f.                   Terapi CMV
g.                  Definisi Rubella
h.                  Diagnosis Rubella
i.                    Pencegahan Rubella


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Cytomegalovirus (CMV)
2.1.1 Definisi
Cytomegalovirus (CMV) adalah salah satu anggota kelompok virus herpes, yang meliputi virus herpes simpleks tipe 1 dan 2, virus varicela zoster (penyebab cacar air), menginfeksi dan virus Epstein – Barr (penyebab mononukleosis yang menular). Infeksi CMV disebabkan oleh virus Cytomegalo, dan virus ini temasuk golongan virus keluarga Herpes. Seperti halnya keluarga herpes lainnya, virus CMV dapat tinggal secara laten dalam tubuh dan CMV merupakan salah satu penyebab infeksi yang berbahaya bagi janin bila infeksi yang berbahaya bagi janin bila infeksi terjadi saat ibu sedang hamil. Pada umumnya tingkat penularan CMV tidak tinggi, penularan akan terjadi jika kontak langsung dengan cairan tubuh penderita, misal air seni, air ludah, darah, air mata, sperma dan air susu ibu. Penyebaran secara signifikan diketahui terjadi di dalam keluarga melalui peralatan rumah tangga, diantara anak-anak dipusat penitipan anak, dan didalam ruang kelas. Kebanyakan penularan erjadi karena cairan tubuh penderita menyentuh tangan individu yang rentan kemudian diabsorpsi melalui hidung dan mulutnya. Teknik mencuci tangan dengan sabun cukup efektif untuk membuang virus dari tangan.
Resiko infeksi kongenital CMV paling besar terdapat pada wanita yang sebelumnya tidak pernah terinfeksi dan mereka yang terinfeksi pertama kali ketika hamil. Sebagaimana pada kelompok dewasa lain, gejala CMV yang munculpada wanita hamil minimal dan biasanya mereka tidak menyadari bahwa infeksi telah terjadi. Namun, jika ini merupakan infeksi primer maka janin biasanya juga berisiko. Infeksi tersebut baru dapat dikenali setelah bayi lahir. Diantara bayi tersebut hanya 30 persen diketahui terinfeksi di dalam rahim dan kurang dari 15 prsen akan menampakkan gejala pada saat  lahir.
CMV dalam kehamilan, CMV adalah virus DNA dan merupakan kelompok dari famili virus Herpes sehingga memiliki kemampuan latensi. Virus ditularkan melalui berbagai cara a.l tranfusi darah, transplantasi organ , kontak seksual, air susu , air seni dan air liur ; transplansental atau kontak langsung saat janin melewati jalan lahir pada persalinan pervaginam.

2.1.2. Patogenesis :
  1. Pada periode awal bisa ditransmisikan secara vertical melalui transplasental, perinatal dan
  2. Pada saat dewasa dapat terinfeksi melalui kotak dengan anak yang terinfeksi CMV, kontak seksual, donor organ, dan terpapar produk darah yang terpapar CMV.
  3. CMV akan menginfeksi sel epitel saluran kelenjar. Yang sering terkena adalah kelenjar saliva. Sel yang terinfeksi akan terlihat membesar.
  4. Masa inkubasi selama 4-8 minggu, dan virus ini menetap seumur hidup dan bisa rekuren atau reinfeksi jika ada suatu pencetus misalnya daya tahan tubuh yang rendah
  5. CMV dapat ditemukan di urine, saliva, air mata, semen, darah, air susu, fese sekresi ginjal dan orofaring.
  6. CMV banyak terjadi pada wanita reproduksi < 30 th karena ekskresi virus di sekresi genial dan urine akan berkurang dengan bertambahnya usia.

2.1.3. Diagnosis
            Walaupun merupakan suatu infeksi  virus yang umum terjadi, CMV tidak sering terdiagnosis sebab gejala yang muncul minimal. Berikut adalah situasi klinis yang membantu Bidan untuk mencurigai infeksi CMV. Usaha untuk membantu diagnosa infeksi CMV pada janin adalah dengan melakukan :
1.      Ultrasonografi untuk identifikasi PJT simetri, hidrop, asites atau kelainan sistem saraf pusat
2.      Pemeriksaan biakan cytomegalovirus dalam cairan amnion
2.1.4. Penapisan Dalam Kehamilan
Pemeriksaan titer antibodi rubela (penghambatan hemaglutinasi) harus dilakukan secara rutin sebagai bagian pemeriksaan antepartum awal. Titer antibodi 1:10 atau lebih menunjukkan adanya kekebalan, sedangkan titer dibawah 1:10 bermakna sebaliknya, dan bidan harus mencatatnya pada rekam  medis wanita tersebut serta membuat jadwal pemberian imunisasi setelah ia melahirkan. Pemberian vaksin rubela selama kehamilan pada wanita yang tidak kebal tidak direkomendasikan sebab vaksin adalah suatu virus hidup yang telah dilemahkan, yang secara teoritis dapat menyebabkan malformasi janin. Wanita yang tidak mengetahui bahwa mereka hamil dan menerima vaksin rubela dapat diberi penjelasan bahwa tidak akan timbul efek teratogenik akibat pemberian vaksin.
Untuk mnghindari resiko, sangat bijaksana jika bidan menawarkan vaksin rubela pada awal pascapartum. Apabila bukan pada periode pascapartum, tanyakan apakah ia hamil, jelaskan resiko yang berpotensi muncul, dan sarankan menunda kehamilannya selama satu bulan setelah menerima vaksin. Jelaskan pula bahwa menyusui bukan kontraindikasi terhadap pemberian vaksin.
2.1.5.  Dampak Terhadap Kehamilan
            CMV adalah infeksi virus kongenital yang utama di US dan mengenai 0.5 – 2.5 % bayi lahir hidup. Infeksi plasenta dapat berlangsung dengan atau tanpa infeksi terhadap janin dan infeksi pada neonatus dapat terjadi pada ibu yang asimptomatik. Resiko transmisi dari ibu ke janin konstan sepanjang masa kehamilan dengan angka sebesar 40 – 50%.10 – 20% neonatus yang terinfeksi memperlihatkan gejala-gejala :
1.      Hidrop non imune
2.      PJT simetrik
3.      Korioretinitis
4.      Mikrosepali
5.      Kalsifikasi serebral
6.      Hepatosplenomegali
7.      hidrosepalus
80 – 90% tidak menunjukkan gejala namun kelak dikemudian hari dapat menunjukkan gejala  sbb:
1.      Retardasi mental
2.      Gangguan visual
3.      Gangguan perkembangan psikomotor

2.1.6.  Terapi
Tidak ada terapi khusus untuk CMV pada individu yang sehat. Pasien dengan gangguan kekebalan dan mereka yang memiliki gejala mononukleosis atau gejala hepatitis diobati berdasarkan gejala yang timbul atau dengan terapi antivirus.
Virus penyebab rubella atau campak jerman ini bekerja dengan aktif khususnya selama masa hamil. Akibat yang paling penting di ingat adalah keguguran, lahir mati, kelaianan pada janin, dan aborsi terapeutik, yang terjadi jika infeksi rubella ini muncul pada awal kehamilan, khususnya pada trimester pertama. Apabila seorang wanita terinfeksi rubella selama trimester pertama, ia memiliki kemungkinan kurang lebih 52% melahirkan bayi dengan sindrom rubela kongenital (CRS, Congenital Rubella Syndrome). Angka tersebut akan meningkat menjadi 85%, jika ibu terinfeksi rubella pada usia kehamilan kurang dari 8 minggu. Kelainan CRS yang paling sering muncul adalah katarak, kelainan jantung, dan tuli. Kemungkinan lainnya adalah glaukoma, mikrosefalus, dan kelainan lain, termasuk kelainan pada mata, telinga, jantung, otak, dan sistem saraf pusat. Janin dengan CRS seringkali mengalami retardasi pertumbuhan intrauteri dan pascanatal. Infeksi rubela yang terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu jarang menyebabkan kelainan. (Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ed 4, Helen Varney dkk, EGC, 2003).


2.2  .RUBELLA
2.2.1        Definisi
            Rubella yang sering disebut orang dengan Campak Jerman merupakan jenis penyakit menular yang disebabkan oleh virus. Rubella dapat menyerang siapa saja tidak pandang bulu. Bisa menyerang orang tua, remaja, anak – anak, bahkan bayi sekalipun. Sebenarnya Rubella ditemukan oleh Sir Norman Greg dari Eropa sejak tahun 1941, namun baru dapat disosialisasikan pada tahun 1962. Walaupun penderita Rubella tidak menampakkan gejala klinis 14-21 hari. Waktu inkubasi :Virus Rubela memiliki waktu inkubasi 2 sampai dengan 3 minggu. Waktu inkubasi virus rubela memiliki waktu inkubasi 2 sampai dengan 3 minggu, namun virus ini sebetulnya telah berada di beberapa tempat misalnya tenggorokan, bulu hidung, air seni, dan kotoran manusia. Anak-anak biasanya sembuh lebih cepat dibandingkan orang dewasa. Virus ini menular lewat udara. Rubela juga biasanya ditularkan oleh ibu kepada bayinya, makanya disarankan untuk melakukan tes Rubela sebelum hamil. Bayi yang terkena virus Rubela selama di dalam kandungan beresiko cacat. Sering dijumpai apabila infeksi dijumpai pada kehamilan trimester I. Anggota tubuh anak yang bisa menderita karena rubella:
v  Mata (katarak, glaucoma, mikroftalmia)
v  Jantung (Duktus arteriosus persisten, stenosis pulmonalis, septum terbuka)
v  Alat pendengaran (tuli)
v  Susunan syaraf pusat (meningoensefalitis, kebodohan)
v  Dapat pula terjadi hambatan pertumbuhan intra uterin, kelainan hematologik (termasuk trombositopenia dan anemia), hepatosplenomegalia dan ikterus, pneumonitis interstisialis kronika difusa, dan kelainan kromosom. Selain itu bayi dengan rubella bawaan selama beberapa bulan merupakan sumber infeksi bagi anak-anak dan orang dewasa lain.



2.2.2        Diagnosis
Penetapan diagnosis rubela agak sulit karena gejalanya bersifat subklinis sehingga kendati janin sudah terinfeksi, pada pemeriksaan klinis tidak muncul tanda atau gejala pada ibu. Apabila ibu menyadari bahwa ia telah terpajan rubela dan pada pemeriksaan laboratorium titer antibodinya dibawah 1:10 (tidak kebal), maka spesimen darah harus diambil untuk pemeriksaan serologi (IgG dan IgM) untuk selanjutnya dikonsultasikan kepada dokter. Pada situasi seperti ini,  kebijakan tentang pemberian hiperimmune gamma globulin berbeda-beda. Pemeriksaan Anti-rubella IgG dan IgM terutama sangat berguna untuk diagnosis infeksi akut pada kehamilan < 18 minggu dan risiko infeksi rubella bawaan.
Apabila wanita hamil dalam trimester I menderita viremia, maka abortus buatan perlu dipertimbangkan. Setelah trimester I, kemungkinan cacat bawaan menjadi kurang yaitu 6,8% dalam trimester II dan 5,3% dalam trimester III. Gejala :

v  Pembengkakan pada kelenjar getah bening.
v  Demam diatas 38 derajat Celsius.
v  Mata terasa nyeri.
v  Muncul bintik-bintik merah di seluruh tubuh.
v  Kulit kering.
v  Sakit pada persendian.
v  Sakit kepala.
v  Hilang nafsu makan.







2.2.3 Pencegahan
Sasaran utama program imunisasi rubela adalah mencegah CRS. Komponen utama strategi pemusnahan rubela dan CRS adalah mencapai dan mempertahankan tingkat imunisasi yang tinggi pada anak-anak dan dewasa, terutama pada wanita usia subur, menyelenggarakan surveilans yang akurat untuk rubella dan CRS; dan memutuskan mata rantai penularannya. Pemberian vaksin pada wanita usia subur yang rentan terinfeksi rubela harus menjadi bagian rutin untuk perawatan medis umum dan rawat jalan ginekologi, dilakukan disemua pelayanan keluarga berencana, dan diberikan rutin sebelum ibu pulang dari rumah sakit, pusat persalinan, atau pelayanan kesehatan lain.(Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ed 4, Helen Varney dkk, EGC, 2003).


KASUS II
Seorang ibu Ny. H umur 25 tahun G1P0A0Ah0 UK 24 minggu datang ke RB Walginem  dengan keluhan demam, lesu, sakit kepala, sakit otot dan nyeri tenggorokan.


ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
Ny. H UMUR 25 TAHUN G1P0A0AH0 UK 24  MINGGU DENGAN INFEKSI CMV
Di RB WALGINEM GUNUNG KIDUL

I.                        PENGKAJIAN DATA Tanggal/Pukul : 30-01-2013/18.00 WIB, Oleh : Bidan

A.                Identitas
 Ibu                                                                                 Suami
Nama             : Ny. H                                                      Tn. R
Umur             : 25 th                                                         28 th
Agama           : Islam                                                         Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia                                       Jawa/Indonesia
Pendidikan    : SMP                                                         SMA
Pekerjaan       : IRT                                                          Swasta
Alamat          : Karangasem Gunung Kidul                   Karangasem Gunung Kidul

                                            
B.     Data Subyektif
1.    Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.
2.    Keluhan Utama
Ibu mengeluh demam, lesu, sakit kepala, sakit otot dan nyeri tenggorokan.
3.    Riwayat Menstruasi
Menarche          : 13 th                                Siklus               : 28 hari
Lama                 : 7 hari                                Teratur              : ya
Sifat darah        : cair                                   Keluhan            : tidak ada
4.    Riwayat perkawinan
Status perkawinan   : sah                      Menikah ke         : 1
Lama                        : 3 tahun               Usia menikah pertama kali: 23 th


5.    Riwayat obstetrik : G1P0A0AH0
Hamil
Ke
PERSALINAN
NIFAS
Tanggal
UK
Jenis
Persalinan
Penolong
Komplikasi
JK
BB
Lahir
Laktasi
Komplikasi
1
Hamil ini






6.    Riwayat kontrasepsi yang digunakan
No
Jenis
Kontrasepsi
PASANG
LEPAS
Tanggal
Oleh
Tempat
Keluhan
Tanggal
Oleh
Tempat
Alasan
1.
Ibu mengatakan belum pernah menggynakan alat kontrasepsi apapun












7.    Riwayat kehamilan sekarang
a.    HPM            : 15-08-2012                               HPL    : 22-05-2013
b.    ANC pertama umur kehamilan : 8 minggu
c.    Kunjungan ANC
Trimester 1
Frekuensi      : 2 kali       
Keluhan        : pusing,mual muntah
Komplikasi   : tidak ada
Terapi           : fe 1x1, kalk 1x1
            Trimester  II
            Frekuensi         : 2 kali            
          Keluhan           :  demam menggigil, berkeringat, sakit kepala, hilang nafsu    makan, sakit pada persendian
Komplikasi      : tidak ada
            Terapi              : fe 1x1, vitC 3x1

            Trimester  III
            Frekuensi         :           -          
            Keluhan           :           -          
            Terapi              :           -

d.   Imunisasi TT
                        TT1      :  25-09-2012
                        TT2      :  23-10-2012
                        TT3        :           -
                        TT4        :           -
                        TT5        :           -

e.    Pergerakan janin selama 24 jam (dalam sehari)
Ibu mengatakan merasakan gerakan janin ± 10 kali dalam 12 jam
8.              Riwayat kesehatan
a.    Penyakit yang pernah atau sedang diderita (menular,menurun, menahun).
Ibu mengatakan tidak pernah/sedang menderita penyakit menular (TBC, Hepatitis, HIV, PMS) menurun (Hipertensi, DM, Asma) dan menahun (jantung, ginjal, paru).
b.   Penyakit yang pernah atau sedang diderita keluarga (menular,menurun, menahun).
Ibu mengatakan dari pihak keluarga suami dan ibu tidak pernah/sedang menderita penyakit menular ( TBC, Hepatitis, HIV, PMS) menurun ( Hipertensi, DM, Asma) dan menahun ( jantung, ginjal, paru).
c.    Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan baik dari keluarga ibu maupun suami tidak ada yang mempunyai riwayat keturunan kembar.
d.   Riwayat operasi
Ibu mengatakan belum pernah melakukan operasi seperti sesar, usus buntu, kista dll.
e.    Riwayat alergi obat
Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi terhadap obat misalnya antibiotik dan lain-lain.










9.              Pola pemenuhan kebutuhan
Sebelum hamil                                                 Saat hamil
a.    Nutrisi
Makan                                                                    
Frekuensi                : 3 x/ hari                                 3 x/hari           
Jenis                        : nasi, sayur, lauk                     nasi,lauk,sayur
Porsi                        : 1 piring                                  1 piring           
Pantangan               : tidak ada                               tidak ada        
Keluhan                  : tidak ada                               tidak ada

Minum
Frekuensi                : 6 x/hari                                  8 x/hari
Jenis                        : air putih, teh                          air putih, susu
Porsi                        : 1 gelas                                   1 gelas
Pantangan               : tidak ada                               tidak ada
Keluhan                  : tidak ada                               tidak ada

b.   Pola Eliminasi
BAB                                                                      
Frekuensi    : 1 x/hari                                              1 x/hari           
Warna         :  kuning                                              kuning            
Konsistensi : lembek                                               lembek            
Keluhan      : tidak ada                                           tidak ada

BAK
Frekuensi    : 3-4 x/hari                                           5-6 x/hari
Warna         : kuning jernih                                     kuning jernih
Konsistensi : cair                                                    cair
Keluhan      : tidak ada                                           tidak ada
        

c.    Istirahat
Tidur siang                                     
Lama           : 2 jam/hari                                          1 jam/hari       
Keluhan      :  tidak ada                                          tidak ada

Tidur malam
Lama           : 8 jam/hari                                          7 jam/hari
Keluhan      : tidak ada                                           tidak ada

d.   Personal hygine
Mandi                     : 2 x/hari                                  2 x/hari
Ganti pakaian          : 2 x/hari                                  2 x/hari
Gosok gigi              : 3 x/hari                                  3 x/hari
Keramas                  : 2 x/minggu                            3 x/minggu

e.    Pola seksualitas
Frekuensi                : 2 x/minggu                            1 x/minggu
Keluhan                  : tidak ada                               tidak ada

f.    Pola aktivitas (terkait kegiatan fisik, olah raga)
Ibu mengatakan melakukan aktivitas seperti memasak, menyapu, mencuci.
Ibu mengatakan rutin melakukan jalan-jalan pagi.

10.  Kebiasaan yang mengganggu kesehatan (merokok, minum jamu, minuman beralkohol).
Ibu mengatakan baik dirinya dan keluarga tidak ada yang merokok.
Ibu mengatakan tidak minum jamu.
Ibu mengatakan baik dirinya maupun keluarga tidak ada yang minum minuman beralkohol.

11.  Data psikososial, spiritual dan ekonomi (penerimaan ibi/suami/keluarga terhadap kelahiran, dukungan keluarga, hubungan dengan suami/keluarga/tetangga, perawatan bayi, kegiatan ibadah, kegiatan sosial, keadaan ekonomi keluarga)
-Ibu mengatakan suami dan keluarga senang dengan kehamilannya saat ini.
-Ibu mengatakan setiap ANC selalu ditemani suami
-Ibu mengatakan hubungan dengan suami, keluarga dan tetangga baik.
-Ibu mengatakan akan merawat bayinya sendiri.
-Ibu mengatakan selalu taat menjalankan sholat 5 waktu.
-Ibu mengatakan mengikuti arisan RT disekitar rumahnya.
-Ibu mengatakan penghasilan suami sudah mencukupi kebutuhan keluarga.

12.  Pengetahuan ibu (tentang kehamilan, persalinan, nifas)
-Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang kehamilan yaitu adanya perubahan pada dirinya seperti perut membesar karena ada pertumbuhan janin.
-Ibu mengatakan sudah mengetahui persalinan yaitu adanya tanda-tanda persalinan seperti pengeluaran lendir darah, perut mules, ada dorongan ingin meneran.
-Ibu mengatakan akan menyusui bayinya selama 6 bulan pertama kehidupannya.

13.  Lingkungan yang berpengaruh (sekitar rumah dan hewan peliharaan)
Ibu mengatakan disekitar rumahnya terdapat peternakan ayam.


B.     DATA OBYEKTIF
1.      Pemeriksaan Umum
Keadaan umum    : Kurang baik
Kesadaran             : Compos mentis
Status emosional   : Stabil

Tanda vital sign
TD                      : 100/80 mmHg                       Nadi    : 80 x/menit
Pernafasan         : 20 x/menit                             Suhu    : 38,5o C
BB                     : 60 kg                                     TB       : 160cm


2.      Pemeriksaan fisik
Kepala           :
Mesochepal, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, kulit kepala bersih,   rambut hitam dan lurus.
Wajah            :
Ovale, tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada bekas luka, tidak ada odema.
Mata              :
simetris, mata bersih, sclera putih, tidak strabismus,konjungtiva pucat, reflex pupil (+).
Hidung          :
simetris, tidak ada polip, tidak ada secret.
Mulut            :
bibir kering, pucat, tidak ada karies gigi, gusi tidak berdarah, tidak ada pembesaran kelenjar tonsil, tidak labioskizis.
Telinga          :
simetris, tidak ada penumpukan serumen, pendengaran baik.
Leher             :
terdapat pembesaran kelenjar getah bening tidak ada pembesaran kelenjar parotis, tiroid, limfe dan vena jugularis.
Dada         :
tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada bunyi wheezing
Payudara   :
ada pembesaran, aerola hiperpigmentasi, putting menonjol, sudah ada pengeluaran kolostrum
Abdomen  :
membesar, tidak ada bekas operasi, tidak ada striae gravidarum, ada linea nigra
Kulit              :
Kering dan muncul bintik-bintik merah diseluruh tubuh

Palpasi                : abdomen teraba ballotement
Leopold I        : TFU setinggi pusat. 
Leopold II       : -
Leopold III     : -
Leopold IV     : -
Osborn Test       : tidak dilakukan
TFU menurut Mc Donald : -  cm,          TBJ :
Auskultasi
DJJ                     : 134 x/menit

Ekstremitas
Atas                            :
simetris, gerakan aktif, tidak terdapat oedema, kuku tidak pucat, LILA 24 cm. 
Bawah                        :   
simetris, gerakan aktif, tidak terdapat oedema, kuku tidak pucat, reflex patella +/+, tidak ada varises.
Genetalia                    :    
vagina bersih, tidak ada pembesaran kelenjar bartholini, tidak ada varises, tidak ada tanda infeksi.
Anus                           :     
tidak ada hemoroid.
Pemeriksaan panggul :
 (bila perlu)                       
tidak dilakukan

3.      Pemeriksaan Penunjang         
Tidak dilakukan


4.      Data Penunjang                       Tanggal: 28-01-2013   Jam: 15.00 WIB
Test Serologik (ELISA/enzyme-linked immunosorbent assay)  oleh pihak  laboratorium.
Hasil: Pemeriksaan serologis anti-CMV IgG (+) dan anti-                        CMV IgM (+)

II.  INTERPRESTASI DATA
a.    Diagnosa kebidanan
Ny. H umur 25 tahun G1P0A0Ah0 UK 24 minggu dengan infeksi CMV.
Data Dasar:
·         Data subyektif
Ibu mengeluh demam, lesu, sakit kepala, sakit otot dan nyeri tenggorokan.

·         Data Obyektif
Keadaan umum             : Kurang baik
Kesadaran                     : Compos mentis
Status emosional           : Stabil
Tanda vital sign
TD                  : 100/80 mmHg                       Nadi    : 80 x/menit
Pernafasan      : 20 x/menit                             Suhu    : 38,5o C
BB                  : 60 kg                                     TB       : 160cm

Test Serologik (ELISA/enzyme-linked immunosorbent assay)  oleh pihak  laboratorium.
Hasil: Pemeriksaan serologis anti-CMV IgG (+) dan anti-                        CMV IgM (+)

b.         Masalah:   
Tidak ada


III.   IDENTIFIKASI DAN ANTISIPASI DIAGNOSA POTENSIAL
Resiko terjadi keguguran,  hidrocephalus, retardasi mental, gangguan visual, gangguan perkembangan psikomotor.

IV.   TINDAKAN SEGERA
a.    Mandiri
Memberikan KIE tentang infeksi Cytomegalovirus.
Memberikan terapi supportif pada ibu.
b.    Kolaborasi
Tidak ada
c.    Merujuk
Merujuk ke RSUP Sardjito untuk tindakan selanjutnya.


V.      PERENCANAAN         Tanggal: 30-01-2013               Pukul: 18.05 WIB
·         Beritahu ibu tentang keadaannya saat ini.
·         Jelaskan pada ibu tentang infeksi Cytomegalovirus.
·         Berikan KIE pada ibu untuk menjaga Personal Hygiene dan pola hidup sehat.
·         Lakukan rujukan ke RSUP Sardjito untuk tindakan selanjutnya.
·         Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan lagi atau bila ada keluhan.


VI.   PELAKSANAAN          Tanggal: 30-01-2013              Pukul: 18.10 WIB
·         Memberitahu ibu tentang keadaannya saat ini bahwa ibu sedang menderita infeksi Cytomegalovirus (CMV) dalam kehamilannya berdasarkan hasil pemeriksaan terst serologis Anti CMV IgG (+) dan anti CMV IgM (+).
·         Menjelaskan pada ibu bahwa Cytomegalovirus merupakan virus yang bila menginfeksi seseorang dapat berakibat fatal, dapat menyebabkan keguguran, terutama dapat menyebabkan kelainan bawaan pada janin. Selain itu gejala-gejala yang dialami ibu merupakan perwujudan dari infeksi CMV. Oleh karena itu ibu harus menjalani pengobatan CMV agar kehamilannya berjalan baik.

·         Memberikan KIE pada ibu untuk menjaga personal hygiene (kebersihan diri) dan pola hidup sehat agar sistem imun dapat bekerja dengan baik. termasuk istirahat cukup dan makan makanan yang bergizi seperti sayur-sayuran hijau, ikan, telur, daging, buah-buahan dan susu, dengan catatan makanan yang akan dikonsumsi harus dimasak hingga benar-benar matang.
·         Melakukan rujukan ke RSUP Sardjito untuk memberikan asuhan yang tepat kepada ibu untuk menjalani pengobatan terhadap penyakit infeksi CMV yang sedang diderita.
·         Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan lagi atau jika ada keluhan.


VII.     EVALUASI                 Tanggal: 30-012013               Pukul: 18.15 WIB
·         Ibu mengerti bahwa saat ini ia sedang menderita infeksi Cytomegalovirus (CMV) dan merasa sedikit cemas terhadap kehamilannya.
·         Ibu mengerti penjelasan bidan dan bersedia menjalani  pengobatan  CMV.
·         Ibu mengerti dan bersedia mentaati anjuran-anjuran yang diberikan  bidan.
·         Ibu bersedia untuk dirujuk ke RSUP Sardjito untuk menjalani  pengobatan  penyakitnya.
·         Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan lagi atau bila ada keluhan.





BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Cytomegalovirus (CMV) adalah salah satu anggota kelompok virus herpes, yang meliputi virus herpes simpleks tipe 1 dan 2, virus varicela zoster (penyebab cacar air), menginfeksi dan virus Epstein – Barr (penyebab mononukleosis yang menular). Infeksi CMV disebabkan oleh virus Cytomegalo, dan virus ini temasuk golongan virus keluarga Herpes. Seperti halnya keluarga herpes lainnya, virus CMV dapat tinggal secara laten dalam tubuh dan CMV merupakan salah satu penyebab infeksi yang berbahaya bagi janin bila infeksi yang berbahaya bagi janin bila infeksi terjadi saat ibu sedang hamil.
Sedangkan Rubella yang sering disebut orang dengan Campak Jerman merupakan jenis penyakit menular yang disebabkan oleh virus. Rubella dapat menyerang siapa saja tidak pandang bulu. Virus ini menular lewat udara. Rubela juga biasanya ditularkan oleh ibu kepada bayinya, makanya disarankan untuk melakukan tes Rubela sebelum hamil. Virus Rubela memiliki waktu inkubasi 2 sampai dengan 3 minggu. Waktu inkubasi virus rubela memiliki waktu inkubasi 2 sampai dengan 3 minggu, namun virus ini sebetulnya telah berada di beberapa tempat misalnya tenggorokan, bulu hidung, air seni, dan kotoran manusia

3.2. SARAN
Diharapkan melalui makalah ini, rekan-rekan mahasiswa semakin memahami tentang Infeksi Rubella dan CMV,penyebabnya,serta cara penanganannya.




DAFTAR PUSTAKA

1 comment: