A. DEFINISI
Diabetes mellitus merupakan
penyakit metabolic dengan penyebab yang beragam, ditandai dengan adanya
hiperglikemi kronis serta perubahan metabolism karbohidrat, lemak dan protein
akibat defek sekresi atau kerja insulin atau karena keduanya. Diabetes
merupakan komplikasi medic yang sering terjadi pada kehamilan. Ada dua macam
perempuan hamil dengan diabetes yaitu
·
Perempuan hamil
dengan diabetes yang sudah diketahui sejak sebelum perempuan tersebut hamil( pregestasional)
·
Perempuan hamil
dengan diabetes yang baru diketahui setelah perempuan tersebut hamil(Diabetes
Melitus Gestasional). Diabetes
Mellitus Gestasional adalah intoleransi glukosa yang dimulai atau baru
ditemukan pada waktu hamil. Tidak ada dikesampingkan kemungkinan adanya
intoleransi glukosa yang tidak diketahui yang muncul seiring kehamilan. Setelah
ibu melahirkan, keadaan Diabetes Melitus Gestasional sering akan kembali
keregulasi glukosa normal.
Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) didefinisikan
sebagai gangguan toleransi glukosa berbagai tingkat yang diketahui pertama kali
saat hamil tanpa membedakan apakah penderita perlu mendapat insulin atau tidak.
Pada kehamilan trimester pertama kadar glukosa akan turun antara 55-65% dan hal
ini merupakan respon terhadap transportasi glukosa dari ibu ke janin. Sebagian
besar DMG asimtomatis sehingga diagnosis ditentukan secara kebetulan pada saat
pemeriksaan rutin.
Di Indonesia insiden DMG sekitar 1,9-3,6% dan
sekitar 40-60% wanita yang pernah mengalami DMG pada pengamatan lanjut pasca
persalinan akan mengidap diabetes mellitus atau gangguan toleransi glukosa.
B. MEKANISME
PENYAKIT DAN PENYEBAB PENYAKIT
1. MEKANISME
PENYAKIT
Sebagian
kehamilan ditandai dengan adanya resistensi insulin dan hiperinsulinemia, yang pada
beberapa perempuan akan menjadi faktor predisposisi untuk terjadinya DM selama
kehamilan. Resistensi ini berasal
dari hormon diabetogenik hasil sekresi plasenta yang terjdiri atas hormon pertumbuhan
(growth hormon), corticotropin releasing hormon, plascental lactogen, dan progesteron. Hormon ini
dan perubahan endokrinologi serta
metabolik akan menyebabkan perubahan dan menjamin pasokan bahan bakar dan
nutrisi ke janin sepanjang waktu. Akan terjadi DMG apabila fungsi pankreas
tidak cukup untuk mengatasi keadaan resistensi insulin yang diakibatkan oleh
perubahan hormon diabetogenik selama kehamilan. Resistensi insulin mencegah
glukosa memasuki sel dengan benar. Akibatnya, glukosa tetap dalam aliran darah
dimana kadar glukosa naik.
Resistensi
insulin biasa muncul pada trismester kedua kehamilan. Hal ini dimungkinkan
untuk mengamankan pasokan glukosa untuk pertumbuhan janin. Wanita dengan GDM
memiliki resistensi insulin, mereka tidak dapat mengkonpensasi dengan
peningkatan produksi dalam pankreas. Karena glukosa bergerak melintasi plasenta,
maka janin terkena kadar glukosa lebih tinggi. Hal ini menyebabkan pertumbuhan
janin belebhan dan tubuh yang besar (makrosomia).
2. PENYEBAB
PENYAKIT
Penyebab
diabetes kehamilan karena kebutuhan
insulin yang meningkat sampai 2-3 kali lebih tinggi selama kehamilan. Di sisi
lain, sejumlah hormon yang diperlukan untuk mendorong pertumbuhan janin
bertindak berlawanan dengan insulin. Jika efek hormon-hormon melebihi kemampuan
ibu untuk memproduksi insulin yang cukup, kadar glukosa darah akan meningkat.
Wanita
yang hamil pada usia di atas 30 tahun berisiko lebih tinggi terkena
gangguan ini. Faktor risiko lain adalah keturunan (terutama bila orang tua atau
saudara kandungnya memiliki diabetes tipe 1 atau tipe 2), kelebihan berat
badan lebih dari 25 kg/m2, pernah menderita diabetes kehamilan
sebelumnya, pernah melahirkan bayi lebih dari 4000gram, dan riwayat penyakit sindrom ovarium
polikistik (PCO),riwayat hipertensi, riwayat lahir mati/kematian neonates
yang tidak bisa dijelaskan.
C. GEJALA
DAN TANDA
Diabetes kehamilan biasanya tidak menimbulkan
gejala apapun. Keluhan yang mungkin dirasakan adalah gejala seperti
peningkatan tekanan darah, oedema, rasa haus terus-menerus, sering buang air kecil, cepat
lelah, mual dan muntah, infeksi kandung kemih, infeksi ragi (candida) dan penglihatan kabur.
D. PEMERIKSAAN
Melakukan
pemeriksaan sederhana dengan tes Urine Reduksi. Normalnya glukosa tidak ada atau ada
tapi dengan jumlah yang sangat kecil dalam urine. Ketika tingkat glukosa dalam
darah melebihi batasan maka glukosa akan dikeluarkan melalui urin.
Adanya glukosa dalam urin merupakan
indikasi adanya penyakit Diabetes Melitus. Uji
ini dalakukan dengan menambahkan reagen benedict kedalam sampel urin. Adanya perubahan warna
menunjukkan adanya glukosa dalam urin.
Tes glikosuria sebaiknya dilakukan pada setiap wanita hamil disetiap kunjungan
antenatal. Namun tes ini belum dapat memastikan dengan benar bahwa pasien
menderita dibetes mellitus sehingga
perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk menegakkan diagnose.
Pada wanita hamil,
sampai saat ini pemeriksaan yang terbaik adalah dengan test tantangan glukosa
yaitu dengan pembebanan 50 gram glukosa dan kadar glikosa darah diukur 1 jam
kemudian biasanya dilakukan pada umur kehamilan
24-28 minggu, untuk tes ini pasien tidak perlu puasa, tapi ibu tidak boleh
makan setelah pemberian glukosa 50 g sampai sampel darah merah diambil 1 jam
kemudian. Jika kadar glukosa darah setelah 1 jam pembebanan melebihi 140
mg
maka dilanjutkan dengan
pemeriksaan test tolesansi glukosa oral.
Bila hasilnya belum dapat memastikan diagnosis
DM, dapat diikuti dengan test toleransi glukosa oral. Tes toleransi glukosa dilakukan dengan pesien
dianjurkan untuk diet yang tidak ketat, selama tiga hari kemudian dilakukan
pemeriksaan darah puasa yang diambil dari pembuluh darah vena setelah itu
diberikan beban glukosa 75g dalam 200 ml air. Kemudian dimbil darahhnya untuk
diperiksa 2 jam
setelah
pembebanan glukosa 75g. Diagnosis yang praktis adalah dengan menggunakan beban
75g glukosa dan apabila ditemukan nilai
>140mg/dl dianngap DMG dan nilai >200mg/dl merupakan DM yang
berat.
Bagan
pemeriksaan tes toleransi glukosa
Wanita
hamil
(dalam
keadaa puasa)
Wanita hamil
|
Kadar gula darah
< 140mg/dl
|
>140mg/dl
|
|
Puasa
|
|||
Glukosa 75 gram
Plasma 2 jam
|
140- 190mg/dl
|
>200mg/dl
|
>200mg/dl
|
Diagnosis
|
Toleransi glukosa terganggu
|
DM
|
DMG
|
Glukosa 75
gram
Plasma vena
2 jam
Normal DMG
E. PERAN
BIDAN DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT
1.
Melakukan tes glikosuria pada ibu hamil dalam kunjungan antenatal
sebagai langkah awal untuk mendeteksi DM pada kehamilan.
2.
Pemantauan
ibu dan janin dengan pengukuran tinggi fundus uteri dan mendengarkan denyut jantung
janin.
3. Memberikan
konseling gizi mengenai pengaturan pola makan yang bertujuan menurunkan
konsentrasi glukosa serum maternal dengan cara membatasi asupan karbohidrat.
4. Melakukan
pemeriksaan ANC secara rutin, terutama ibu hamil dengan kadar gula yang tidak
terkontrol,.
5. Menganjurkan
pada ibu untuk melakukan pemeriksaan penunjang (USG), untuk mengetahui
perkembangan dan pertumbuhan ukuran janin sehingga dapat dilakukan saat dan
cara persalinan yang tepat.
F. KOMPLIKASI
Komplikasi DM Gestasional.
a. Komplikasi pada ibu
Kompilkasi yang mungkin terjadi pada kehamilan dengan
diabetes sangat bervarisi. Pada ibu akan meningkatkan resiko terjadinya
preeclampsia, seksio secarea dan terjadinya diabetes mellitus tipe 2 dikemudian
hari. Diabetes gestsional hanya menimbulkan sedikit resiko untuk ibu. Ibu yang
menderita kondisi ini tidak beresiko mengalami ketoasidosis diabetic yang
merupakan penyakit akibat defisiensi insulin absolute.
b.
Komplikasi pada
janin
Pada janin akan meningkat dengan resiko terjadinya makrosomia,
trauma persalinan, hiperbilirubinemia, hipoglikemia, hipokalsemia, polisitemia,
hiperbilirubinemia neonatal, sindrom distress respirasi serta meningkatnya
mortalitas atau kematian pada janin.
G. PENATALAKSANAAN
1.
Tata laksana
diabetes pra gestasional
Dasar
terapi yang utama adalah kontrol metabolik
yang baik yang harus dimulai sebelum konsepsi dengan:.
·
Mendidik pasien
perihal manfaat kontrol diabetes secara ketat untuk memperbaiki hasil akhir kehamilan.
·
Nasehat sekitar
kontrasepsi.
·
Tinjauan terapi
obat dalam kehamilan.
·
Pemeriksaan
mata.
·
Kreatinin serum
dan urine, mikroalbumin.
·
Kontrol diabetes
yang optimal.
·
Ganti terapi
pasien diabetes tipe 2 dengan insulin, hentikan agen hipoglikemi oral.
·
Mulai pemberian
asam folat pra-konsepsi 5mg setiap hari.
2.
Tata laksana DM
gestasional
·
Memberikan
informasi dan bantuan kepada ibu untuk mencapai target kadar glukosa darah
(<5mmol/l sebelum makan dan <7mmol/l 2 jam setelah makan).
·
Dari minggu ke
20-36 gestasi, resistensi insulin ibu meningkat karena produksi plasenta berupa
hormone pengatur keseimbangan terutama HPL(human placental lactogen), insulin
dibutuhkan untuk mengkompensasi hal ini.
·
Kelahiran harus
dilakukan cukup bulan kecuali terdapat kekhawatiran tentang pertumbuhan atau
kesejahteraan janin atau jika control diabetic kurang optimal maka perlu
direkomendasikan untuk kelahiran lebih awal.
DAFTAR PUSTAKA
1. Hollingworth,Tony.2011. Diagnosis Banding dalam Obstetri & Ginekologi.EGC Jakarta
2. Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Jakarta
3. Robson, Elisabeth. 2011. Patologi Pada Kehamilan: Manajemen & Asuhan Kebidanan. EGC
Jakarta
4. Norwitz, R Ererol dkk.2007. Obstetric Ginekologi At A Glands, Erlangga. Jakarta
5. Cunningham Gary F dkk.2004. Obstetric Wiliams Edisi 21, EGC. Jakarta
6. Datta, Misha dkk.2009. Rujukan Cepat Obstetri & Ginekologi, EGC Jakarta
7. Tugas
mata kuliah
No comments:
Post a Comment