BAB I
PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG
TORCH adalah sebuah istilah untuk menggambarkan
gabungan dari empat jenis penyakit infeksi yang menyebabkan kelainan bawaan,
yaitu Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes. Keempat jenis penyakit
infeksi ini sama-sama berbahaya bagi janin bila infeksi diderita oleh ibu
hamil.
Infeksi Cytomegalovirus (CMV) tidak harus
bergabung dengan infeksi TORCH dan tidak terbatas pada ibu hamil yang mungkin
menularkan kepada janin atau anak yang dapat menyebabkan cacat lahir, buta atau
tuli, melainkan dapat menyerang setiap individu.
Infeksi CMV umumnya berjalan simtomatik pada
penderita dengan kompetensi system imun tubuh yang baik, namun apabila individu
berada dalam kondisi imun belum matang (misalnya janin, bayi baru lahir),
tertekan (memakai obat immunosupressan), atau lemah (misalnya menderita kanker,
human immunodeficiency virus, dan lain-lain), dapat menimbulkan gejala klinik
yang nyata dan berat. Setelah infeksi primer atau infeksi pertama kali, CMV
hidup menetap (dormant) dalam sel tubuh inang. Infeksi berjalan laten, namun
reaktivasi, replikasi, reinfeksi sering terjadi. Penyebaran dalam tubuh atau
endogen dapat terjadi melalui sirkulasi darah dan dari sel ke sel.
Prevalensi infeksi CMV di ongen berkembang
mencapai 80-90% dari populasi, Lisyani mendapatkan angka onge di tahun 2004
sebesar 87,8 %. CMV dijumpai terbanyak dalam saliva dan urin, ekskresi dapat
terjadi berminggu-minggu, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, sehingga
kemungkinan penularan mudah terjadi. Dengan demikian, transmisi infeksi selain
dari ibu ke janin atau bayi baru lahir, dapat pula terjadi melalui kontak
langsung, kontak dengan barang-barang yang terkontaminasi, kontak seksual, ongenita
darah, transplantasi organ dan sebagainya.
Dilaporkan di
ongen maju bahwa infeksi kongenital karena CMV merupakan 0,3-0,5% dari
kelahiran hidup dan 1-2% di ongen berkembang. Lebih dari 10-15% infeksi
kongenital pada anak baru lahir jelas gejalanya. Tetapi ada juga yang baru
tampak gejalanya pada masa pertumbuhan dengan memperlihatkan gangguan;
neurologis, mental, ketulian dan visual.
Masalah yang
timbul di Indonesia, sejauh mana kemampuan laboratorium untuk menegakkan
diagnosis dan seberapa jauh kemajuan pengelolaan kasus infeksi kongental CMV
terutama dalam pengobatan dan pencegahan.
I.2. TUJUAN
I.2.1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan makalah
ini adalah agar para pembaca dan khususnya mahasiswa kebidanan memahami dan
mengerti tentang CMV dan
Rubella.
I.2.2. Tujuan khusus
Agar mahasiswa mengetahui tentang :
a.
Definisi CMV
b.
Patogenesis CMV
c.
Diagnosis CMV
d.
Penapisan
dalam
kehamilan
e.
Dampak
terhadap kehamilan
f.
Terapi
CMV
g.
Definisi
Rubella
h.
Diagnosis
Rubella
i.
Pencegahan
Rubella
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Cytomegalovirus (CMV)
2.1.1 Definisi
Cytomegalovirus (CMV) adalah salah satu anggota
kelompok virus herpes, yang meliputi virus herpes simpleks tipe 1 dan 2, virus
varicela zoster (penyebab cacar air), menginfeksi dan virus Epstein – Barr
(penyebab mononukleosis yang menular). Infeksi CMV disebabkan oleh virus
Cytomegalo, dan virus ini temasuk golongan virus keluarga Herpes. Seperti
halnya keluarga herpes lainnya, virus CMV dapat tinggal secara laten dalam
tubuh dan CMV merupakan salah satu penyebab infeksi yang berbahaya bagi janin
bila infeksi yang berbahaya bagi janin bila infeksi terjadi saat ibu sedang
hamil. Pada umumnya tingkat penularan CMV tidak tinggi, penularan akan terjadi
jika kontak langsung dengan cairan tubuh penderita, misal air seni, air ludah,
darah, air mata, sperma dan air susu ibu. Penyebaran secara signifikan
diketahui terjadi di dalam keluarga melalui peralatan rumah tangga, diantara
anak-anak dipusat penitipan anak, dan didalam ruang kelas. Kebanyakan penularan
erjadi karena cairan tubuh penderita menyentuh tangan individu yang rentan
kemudian diabsorpsi melalui hidung dan mulutnya. Teknik mencuci tangan dengan
sabun cukup efektif untuk membuang virus dari tangan.
Resiko infeksi kongenital CMV
paling besar terdapat pada wanita yang sebelumnya tidak pernah terinfeksi dan mereka
yang terinfeksi pertama kali ketika hamil. Sebagaimana pada kelompok dewasa
lain, gejala CMV yang munculpada wanita hamil minimal dan biasanya mereka tidak
menyadari bahwa infeksi telah terjadi. Namun, jika ini
merupakan infeksi primer maka janin biasanya juga
berisiko. Infeksi tersebut baru dapat dikenali setelah bayi lahir.
Diantara bayi tersebut hanya 30 persen diketahui terinfeksi di dalam rahim dan
kurang dari 15 prsen akan menampakkan gejala pada saat lahir.
CMV dalam
kehamilan, CMV adalah virus
DNA dan merupakan kelompok dari famili virus Herpes sehingga memiliki kemampuan
latensi. Virus ditularkan melalui berbagai cara a.l tranfusi darah,
transplantasi organ , kontak seksual, air susu , air seni dan air liur ;
transplansental atau kontak langsung saat janin melewati jalan lahir pada
persalinan pervaginam.
2.1.2. Patogenesis :
- Pada periode awal bisa
ditransmisikan secara vertical melalui transplasental, perinatal dan
- Pada saat dewasa dapat terinfeksi
melalui kotak dengan anak yang terinfeksi CMV, kontak seksual, donor
organ, dan terpapar produk darah yang terpapar CMV.
- CMV akan
menginfeksi sel epitel saluran kelenjar. Yang sering terkena adalah kelenjar saliva. Sel yang
terinfeksi akan terlihat membesar.
- Masa
inkubasi selama 4-8 minggu, dan virus ini menetap seumur hidup dan bisa
rekuren atau reinfeksi jika ada suatu pencetus misalnya daya tahan tubuh
yang rendah
- CMV dapat
ditemukan di urine, saliva, air mata, semen, darah, air susu, fese sekresi
ginjal dan orofaring.
- CMV
banyak terjadi pada wanita reproduksi < 30 th karena ekskresi virus di
sekresi genial dan urine akan berkurang dengan bertambahnya usia.
2.1.3. Diagnosis
Walaupun
merupakan suatu infeksi virus yang umum terjadi, CMV tidak
sering terdiagnosis sebab gejala yang muncul minimal. Berikut adalah situasi
klinis yang membantu Bidan untuk mencurigai infeksi CMV. Usaha untuk membantu diagnosa infeksi
CMV pada janin adalah dengan melakukan :
1.
Ultrasonografi
untuk identifikasi PJT simetri, hidrop, asites atau kelainan sistem saraf pusat
2.
Pemeriksaan
biakan cytomegalovirus dalam cairan amnion
2.1.4. Penapisan Dalam Kehamilan
Pemeriksaan
titer antibodi rubela (penghambatan hemaglutinasi) harus dilakukan secara rutin
sebagai bagian pemeriksaan antepartum awal. Titer antibodi 1:10 atau lebih
menunjukkan adanya kekebalan, sedangkan titer dibawah 1:10 bermakna sebaliknya,
dan bidan harus mencatatnya pada rekam medis wanita tersebut serta
membuat jadwal pemberian imunisasi setelah ia melahirkan. Pemberian vaksin rubela
selama kehamilan pada wanita yang tidak kebal tidak direkomendasikan sebab
vaksin adalah suatu virus hidup yang telah dilemahkan, yang secara teoritis
dapat menyebabkan malformasi janin. Wanita yang tidak mengetahui bahwa mereka
hamil dan menerima vaksin rubela dapat diberi penjelasan bahwa tidak akan
timbul efek teratogenik akibat pemberian vaksin.
Untuk
mnghindari resiko, sangat bijaksana jika bidan menawarkan vaksin rubela pada
awal pascapartum. Apabila bukan pada periode pascapartum, tanyakan apakah ia
hamil, jelaskan resiko yang berpotensi muncul, dan sarankan menunda
kehamilannya selama satu bulan setelah menerima vaksin. Jelaskan pula bahwa
menyusui bukan kontraindikasi terhadap pemberian vaksin.
2.1.5. Dampak
Terhadap Kehamilan
CMV adalah infeksi virus kongenital
yang utama di US dan mengenai 0.5 – 2.5 % bayi lahir hidup. Infeksi plasenta
dapat berlangsung dengan atau tanpa infeksi terhadap janin dan infeksi pada
neonatus dapat terjadi pada ibu yang asimptomatik. Resiko transmisi dari ibu ke
janin konstan sepanjang masa kehamilan dengan angka sebesar 40 – 50%.10 – 20%
neonatus yang terinfeksi memperlihatkan gejala-gejala :
1.
Hidrop
non imune
2.
PJT
simetrik
3.
Korioretinitis
4.
Mikrosepali
5.
Kalsifikasi
serebral
6.
Hepatosplenomegali
7.
hidrosepalus
80 – 90% tidak menunjukkan gejala namun kelak
dikemudian hari dapat menunjukkan gejala sbb:
1.
Retardasi
mental
2.
Gangguan
visual
3.
Gangguan
perkembangan psikomotor
2.1.6. Terapi
Tidak
ada terapi khusus untuk CMV pada individu yang sehat. Pasien dengan gangguan
kekebalan dan mereka yang memiliki gejala mononukleosis atau gejala hepatitis
diobati berdasarkan gejala yang timbul atau dengan terapi antivirus.
Virus
penyebab rubella atau campak jerman ini bekerja dengan aktif khususnya selama
masa hamil. Akibat yang paling penting di ingat adalah keguguran, lahir mati,
kelaianan pada janin, dan aborsi terapeutik, yang terjadi jika infeksi rubella
ini muncul pada awal kehamilan, khususnya pada trimester pertama. Apabila seorang
wanita terinfeksi rubella selama trimester pertama, ia memiliki kemungkinan
kurang lebih 52% melahirkan bayi dengan sindrom rubela kongenital (CRS,
Congenital Rubella Syndrome). Angka tersebut akan meningkat menjadi 85%,
jika ibu terinfeksi rubella pada usia kehamilan kurang dari 8 minggu. Kelainan
CRS yang paling sering muncul adalah katarak, kelainan jantung, dan tuli.
Kemungkinan lainnya adalah glaukoma, mikrosefalus, dan kelainan lain, termasuk
kelainan pada mata, telinga, jantung, otak, dan sistem saraf pusat. Janin
dengan CRS seringkali mengalami retardasi pertumbuhan intrauteri dan
pascanatal. Infeksi rubela yang terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12
minggu jarang menyebabkan kelainan. (Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ed 4, Helen
Varney dkk, EGC, 2003).
2.2 .RUBELLA
2.2.1
Definisi
Rubella
yang sering disebut orang dengan Campak Jerman merupakan jenis penyakit menular
yang disebabkan oleh virus. Rubella dapat menyerang siapa saja tidak pandang
bulu. Bisa menyerang orang tua, remaja, anak – anak, bahkan bayi sekalipun.
Sebenarnya Rubella ditemukan oleh Sir Norman Greg dari Eropa sejak tahun 1941,
namun baru dapat disosialisasikan pada tahun 1962. Walaupun penderita Rubella
tidak menampakkan gejala klinis 14-21 hari. Waktu inkubasi :Virus Rubela
memiliki waktu inkubasi 2 sampai dengan 3 minggu. Waktu inkubasi virus rubela
memiliki waktu inkubasi 2 sampai dengan 3 minggu, namun virus ini sebetulnya
telah berada di beberapa tempat misalnya tenggorokan, bulu hidung, air seni,
dan kotoran manusia. Anak-anak biasanya sembuh lebih cepat dibandingkan orang
dewasa. Virus ini menular lewat udara. Rubela juga biasanya ditularkan oleh ibu
kepada bayinya, makanya disarankan untuk melakukan tes Rubela sebelum hamil.
Bayi yang terkena virus Rubela selama di dalam kandungan beresiko cacat. Sering
dijumpai apabila infeksi dijumpai pada kehamilan trimester I. Anggota tubuh
anak yang bisa menderita karena rubella:
v Mata
(katarak, glaucoma, mikroftalmia)
v Jantung
(Duktus arteriosus persisten, stenosis pulmonalis, septum terbuka)
v Alat
pendengaran (tuli)
v Susunan
syaraf pusat (meningoensefalitis, kebodohan)
v Dapat
pula terjadi hambatan pertumbuhan intra uterin, kelainan hematologik (termasuk
trombositopenia dan anemia), hepatosplenomegalia dan ikterus, pneumonitis
interstisialis kronika difusa, dan kelainan kromosom. Selain itu bayi dengan
rubella bawaan selama beberapa bulan merupakan sumber infeksi bagi anak-anak
dan orang dewasa lain.
2.2.2
Diagnosis
Penetapan
diagnosis rubela agak sulit karena gejalanya bersifat subklinis sehingga
kendati janin sudah terinfeksi, pada pemeriksaan klinis tidak muncul tanda atau
gejala pada ibu. Apabila ibu menyadari bahwa ia telah terpajan rubela dan pada
pemeriksaan laboratorium titer antibodinya dibawah 1:10 (tidak kebal), maka
spesimen darah harus diambil untuk pemeriksaan serologi (IgG dan IgM) untuk
selanjutnya dikonsultasikan kepada dokter. Pada situasi seperti
ini, kebijakan tentang pemberian hiperimmune gamma globulin
berbeda-beda. Pemeriksaan Anti-rubella IgG dan IgM
terutama sangat berguna untuk diagnosis infeksi akut pada kehamilan < 18
minggu dan risiko infeksi rubella bawaan.
Apabila
wanita hamil dalam trimester I menderita viremia, maka abortus buatan perlu
dipertimbangkan. Setelah trimester I, kemungkinan cacat bawaan menjadi kurang
yaitu 6,8% dalam trimester II dan 5,3% dalam trimester III. Gejala :
v Pembengkakan
pada kelenjar getah bening.
v Demam
diatas 38 derajat Celsius.
v Mata
terasa nyeri.
v Muncul
bintik-bintik merah di seluruh tubuh.
v Kulit
kering.
v Sakit
pada persendian.
v Sakit
kepala.
v Hilang
nafsu makan.
2.2.3 Pencegahan
Sasaran
utama program imunisasi rubela adalah mencegah CRS. Komponen utama strategi
pemusnahan rubela dan CRS adalah mencapai dan mempertahankan tingkat imunisasi
yang tinggi pada anak-anak dan dewasa, terutama pada wanita usia subur,
menyelenggarakan surveilans yang akurat untuk rubella dan CRS; dan memutuskan mata
rantai penularannya. Pemberian vaksin pada wanita usia subur yang rentan
terinfeksi rubela harus menjadi bagian rutin untuk perawatan medis umum dan
rawat jalan ginekologi, dilakukan disemua pelayanan keluarga berencana, dan
diberikan rutin sebelum ibu pulang dari rumah sakit, pusat persalinan, atau
pelayanan kesehatan lain.(Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ed 4, Helen Varney dkk,
EGC, 2003).
KASUS II
Seorang ibu Ny. H
umur 25 tahun G1P0A0Ah0 UK 24 minggu datang ke RB Walginem dengan keluhan demam, lesu, sakit kepala, sakit otot dan nyeri
tenggorokan.
ASUHAN KEBIDANAN PADA
IBU HAMIL
Ny. H UMUR 25 TAHUN G1P0A0AH0
UK 24 MINGGU DENGAN INFEKSI CMV
Di RB WALGINEM GUNUNG KIDUL
I.
PENGKAJIAN
DATA Tanggal/Pukul : 30-01-2013/18.00
WIB, Oleh : Bidan
A.
Identitas
Ibu
Suami
Nama
:
Ny. H Tn. R
Umur
:
25 th 28
th
Agama
:
Islam Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMP SMA
Pekerjaan : IRT Swasta
Alamat : Karangasem Gunung Kidul Karangasem Gunung Kidul
B. Data
Subyektif
1. Alasan
Datang
Ibu
mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.
2. Keluhan
Utama
Ibu
mengeluh demam, lesu, sakit
kepala, sakit otot dan nyeri tenggorokan.
3. Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 th Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari Teratur : ya
Sifat
darah : cair Keluhan : tidak ada
4. Riwayat
perkawinan
Status
perkawinan : sah Menikah ke :
1
Lama : 3 tahun Usia
menikah pertama kali: 23 th
5. Riwayat
obstetrik : G1P0A0AH0
Hamil
Ke
|
PERSALINAN
|
NIFAS
|
|||||||
Tanggal
|
UK
|
Jenis
Persalinan
|
Penolong
|
Komplikasi
|
JK
|
BB
Lahir
|
Laktasi
|
Komplikasi
|
|
1
|
Hamil ini
|
||||||||
|
|
||||||||
|
|
||||||||
6. Riwayat
kontrasepsi yang digunakan
No
|
Jenis
Kontrasepsi
|
PASANG
|
LEPAS
|
||||||
Tanggal
|
Oleh
|
Tempat
|
Keluhan
|
Tanggal
|
Oleh
|
Tempat
|
Alasan
|
||
1.
|
Ibu mengatakan belum pernah
menggynakan alat kontrasepsi apapun
|
||||||||
|
|
||||||||
|
|
||||||||
7. Riwayat
kehamilan sekarang
a. HPM
: 15-08-2012 HPL : 22-05-2013
b. ANC
pertama umur kehamilan : 8 minggu
c. Kunjungan
ANC
Trimester
1
Frekuensi : 2 kali
Keluhan :
pusing,mual muntah
Komplikasi :
tidak ada
Terapi :
fe 1x1, kalk 1x1
Trimester II
Frekuensi : 2 kali
Keluhan : demam menggigil, berkeringat, sakit kepala,
hilang nafsu makan, sakit pada persendian
Komplikasi : tidak ada
Terapi : fe 1x1, vitC 3x1
Trimester III
Frekuensi : -
Keluhan : -
Terapi : -
d.
Imunisasi TT
TT1 : 25-09-2012
TT2 : 23-10-2012
TT3 : -
TT4 : -
TT5 : -
e.
Pergerakan janin selama 24 jam (dalam
sehari)
Ibu mengatakan merasakan gerakan
janin ± 10
kali dalam 12 jam
8.
Riwayat kesehatan
a. Penyakit
yang pernah atau sedang diderita (menular,menurun, menahun).
Ibu mengatakan tidak pernah/sedang
menderita penyakit menular (TBC, Hepatitis, HIV, PMS) menurun (Hipertensi, DM,
Asma) dan menahun (jantung, ginjal, paru).
b. Penyakit
yang pernah atau sedang diderita keluarga (menular,menurun, menahun).
Ibu mengatakan dari pihak keluarga
suami dan ibu tidak pernah/sedang menderita penyakit menular ( TBC, Hepatitis,
HIV, PMS) menurun (
Hipertensi, DM, Asma) dan menahun ( jantung, ginjal, paru).
c. Riwayat
keturunan kembar
Ibu mengatakan baik dari keluarga
ibu maupun suami tidak ada yang mempunyai riwayat keturunan kembar.
d. Riwayat
operasi
Ibu mengatakan belum pernah
melakukan operasi seperti sesar, usus buntu, kista dll.
e. Riwayat
alergi obat
Ibu mengatakan tidak mempunyai
riwayat alergi terhadap obat misalnya antibiotik dan lain-lain.
9.
Pola pemenuhan kebutuhan
Sebelum hamil Saat
hamil
a. Nutrisi
Makan
Frekuensi : 3 x/ hari 3
x/hari
Jenis : nasi, sayur, lauk nasi,lauk,sayur
Porsi : 1 piring 1 piring
Pantangan : tidak ada tidak ada
Keluhan : tidak ada tidak ada
Minum
Frekuensi : 6 x/hari 8 x/hari
Jenis : air putih, teh air putih, susu
Porsi : 1 gelas 1 gelas
Pantangan : tidak ada tidak ada
Keluhan : tidak ada tidak ada
b.
Pola
Eliminasi
BAB
Frekuensi : 1 x/hari 1
x/hari
Warna :
kuning kuning
Konsistensi : lembek lembek
Keluhan :
tidak ada tidak
ada
BAK
Frekuensi : 3-4 x/hari 5-6
x/hari
Warna : kuning jernih kuning jernih
Konsistensi : cair cair
Keluhan : tidak ada tidak ada
c.
Istirahat
Tidur
siang
Lama : 2 jam/hari 1 jam/hari
Keluhan :
tidak ada tidak
ada
Tidur
malam
Lama : 8 jam/hari 7 jam/hari
Keluhan : tidak ada tidak ada
d.
Personal
hygine
Mandi : 2 x/hari 2 x/hari
Ganti
pakaian : 2 x/hari 2 x/hari
Gosok
gigi : 3 x/hari 3 x/hari
Keramas
: 2 x/minggu 3 x/minggu
e.
Pola
seksualitas
Frekuensi : 2 x/minggu 1 x/minggu
Keluhan : tidak ada tidak ada
f.
Pola
aktivitas (terkait kegiatan fisik, olah raga)
Ibu
mengatakan melakukan aktivitas seperti memasak, menyapu, mencuci.
Ibu
mengatakan rutin melakukan jalan-jalan pagi.
10. Kebiasaan
yang mengganggu kesehatan (merokok, minum jamu, minuman beralkohol).
Ibu mengatakan baik dirinya dan
keluarga tidak ada yang merokok.
Ibu mengatakan tidak minum jamu.
Ibu mengatakan baik dirinya maupun
keluarga tidak ada yang minum minuman beralkohol.
11. Data
psikososial, spiritual dan ekonomi (penerimaan ibi/suami/keluarga terhadap
kelahiran, dukungan keluarga, hubungan dengan suami/keluarga/tetangga,
perawatan bayi, kegiatan ibadah, kegiatan sosial, keadaan ekonomi keluarga)
-Ibu
mengatakan suami dan keluarga senang dengan kehamilannya saat ini.
-Ibu
mengatakan setiap ANC selalu ditemani suami
-Ibu
mengatakan hubungan dengan suami, keluarga dan tetangga baik.
-Ibu
mengatakan akan merawat bayinya sendiri.
-Ibu
mengatakan selalu taat menjalankan sholat 5 waktu.
-Ibu
mengatakan mengikuti arisan RT disekitar rumahnya.
-Ibu
mengatakan penghasilan suami sudah mencukupi kebutuhan keluarga.
12. Pengetahuan
ibu (tentang kehamilan, persalinan, nifas)
-Ibu
mengatakan sudah mengetahui tentang kehamilan yaitu adanya perubahan pada
dirinya seperti perut membesar karena ada pertumbuhan janin.
-Ibu
mengatakan sudah mengetahui persalinan yaitu adanya tanda-tanda persalinan
seperti pengeluaran lendir darah, perut mules, ada dorongan ingin meneran.
-Ibu
mengatakan akan menyusui bayinya selama 6 bulan pertama kehidupannya.
13. Lingkungan
yang berpengaruh (sekitar rumah dan hewan peliharaan)
Ibu mengatakan disekitar
rumahnya terdapat peternakan ayam.
B.
DATA
OBYEKTIF
1. Pemeriksaan
Umum
Keadaan
umum : Kurang baik
Kesadaran : Compos mentis
Status
emosional : Stabil
Tanda
vital sign
TD :
100/80
mmHg Nadi : 80
x/menit
Pernafasan :
20 x/menit Suhu : 38,5o C
BB :
60 kg TB : 160cm
2. Pemeriksaan
fisik
Kepala :
|
Mesochepal,
tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, kulit kepala bersih, rambut hitam dan lurus.
|
Wajah :
|
Ovale,
tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada bekas luka, tidak ada odema.
|
Mata :
|
simetris,
mata bersih, sclera putih, tidak strabismus,konjungtiva pucat, reflex pupil (+).
|
Hidung :
|
simetris,
tidak ada polip, tidak ada secret.
|
Mulut :
|
bibir
kering, pucat, tidak ada karies gigi, gusi tidak berdarah, tidak ada
pembesaran kelenjar tonsil, tidak labioskizis.
|
Telinga :
|
simetris,
tidak ada penumpukan serumen, pendengaran baik.
|
Leher :
|
terdapat pembesaran kelenjar getah bening tidak ada pembesaran kelenjar
parotis, tiroid, limfe dan vena jugularis.
|
Dada :
|
tidak ada retraksi dinding dada,
tidak ada bunyi wheezing
|
Payudara :
|
ada pembesaran, aerola
hiperpigmentasi, putting menonjol, sudah ada pengeluaran kolostrum
|
Abdomen :
|
membesar,
tidak ada bekas operasi, tidak ada striae gravidarum, ada linea nigra
|
Kulit :
|
Kering dan muncul bintik-bintik
merah diseluruh tubuh
|
Palpasi
: abdomen teraba
ballotement
Leopold I :
TFU setinggi pusat.
Leopold II :
-
Leopold III :
-
Leopold IV :
-
Osborn Test : tidak dilakukan
TFU menurut Mc Donald :
- cm, TBJ
:
Auskultasi
DJJ :
134 x/menit
Ekstremitas
Atas
:
|
simetris,
gerakan aktif, tidak terdapat oedema, kuku tidak pucat, LILA 24 cm.
|
Bawah :
|
simetris,
gerakan aktif, tidak terdapat oedema, kuku tidak pucat, reflex patella +/+,
tidak ada varises.
|
Genetalia
:
|
vagina
bersih, tidak ada pembesaran kelenjar bartholini, tidak ada varises, tidak
ada tanda infeksi.
|
Anus :
|
tidak
ada hemoroid.
|
Pemeriksaan panggul :
(bila perlu)
|
tidak
dilakukan
|
3.
Pemeriksaan
Penunjang
Tidak
dilakukan
4.
Data Penunjang Tanggal:
28-01-2013 Jam: 15.00 WIB
Test Serologik (ELISA/enzyme-linked
immunosorbent assay) oleh pihak laboratorium.
Hasil: Pemeriksaan serologis
anti-CMV IgG (+) dan
anti- CMV
IgM (+)
II. INTERPRESTASI DATA
a. Diagnosa
kebidanan
Ny. H umur 25 tahun G1P0A0Ah0 UK 24 minggu dengan infeksi CMV.
Data Dasar:
·
Data
subyektif
Ibu
mengeluh demam, lesu, sakit
kepala, sakit otot dan nyeri tenggorokan.
·
Data
Obyektif
Keadaan
umum : Kurang baik
Kesadaran :
Compos mentis
Status
emosional : Stabil
Tanda
vital sign
TD :
100/80
mmHg Nadi : 80 x/menit
Pernafasan :
20 x/menit Suhu : 38,5o C
BB :
60 kg TB : 160cm
Test Serologik
(ELISA/enzyme-linked immunosorbent assay) oleh pihak laboratorium.
Hasil: Pemeriksaan serologis
anti-CMV IgG (+) dan anti- CMV
IgM (+)
b.
Masalah:
Tidak ada
III.
IDENTIFIKASI
DAN ANTISIPASI DIAGNOSA POTENSIAL
Resiko terjadi keguguran,
hidrocephalus,
retardasi mental, gangguan visual, gangguan perkembangan psikomotor.
IV.
TINDAKAN
SEGERA
a. Mandiri
Memberikan KIE tentang infeksi Cytomegalovirus.
Memberikan terapi supportif pada ibu.
b. Kolaborasi
Tidak ada
c. Merujuk
Merujuk
ke RSUP Sardjito untuk tindakan selanjutnya.
V.
PERENCANAAN Tanggal: 30-01-2013 Pukul: 18.05 WIB
·
Beritahu
ibu tentang keadaannya saat ini.
·
Jelaskan
pada ibu tentang infeksi Cytomegalovirus.
·
Berikan
KIE pada ibu untuk menjaga Personal Hygiene dan pola hidup sehat.
·
Lakukan
rujukan ke RSUP Sardjito untuk tindakan selanjutnya.
·
Anjurkan
ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan lagi atau bila ada keluhan.
VI.
PELAKSANAAN Tanggal: 30-01-2013 Pukul: 18.10 WIB
·
Memberitahu
ibu tentang keadaannya saat ini bahwa ibu sedang menderita infeksi
Cytomegalovirus (CMV) dalam kehamilannya berdasarkan hasil pemeriksaan terst
serologis Anti CMV IgG (+) dan anti CMV IgM (+).
·
Menjelaskan pada ibu bahwa Cytomegalovirus merupakan virus yang
bila menginfeksi seseorang dapat berakibat fatal, dapat menyebabkan keguguran,
terutama dapat menyebabkan kelainan bawaan pada janin. Selain itu gejala-gejala
yang dialami ibu merupakan perwujudan dari infeksi CMV. Oleh karena itu ibu
harus menjalani pengobatan CMV agar kehamilannya berjalan baik.
·
Memberikan KIE pada ibu untuk menjaga personal hygiene
(kebersihan diri) dan pola hidup sehat agar sistem imun dapat bekerja dengan
baik. termasuk istirahat cukup dan makan makanan yang bergizi seperti
sayur-sayuran hijau, ikan, telur, daging, buah-buahan dan susu, dengan catatan
makanan yang akan dikonsumsi harus dimasak hingga benar-benar matang.
·
Melakukan rujukan ke RSUP Sardjito untuk memberikan asuhan
yang tepat kepada ibu untuk menjalani pengobatan terhadap penyakit infeksi CMV
yang sedang diderita.
·
Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan lagi
atau jika ada keluhan.
VII.
EVALUASI Tanggal: 30-012013 Pukul:
18.15 WIB
·
Ibu
mengerti bahwa saat ini ia sedang menderita infeksi Cytomegalovirus (CMV) dan
merasa sedikit cemas terhadap kehamilannya.
·
Ibu mengerti penjelasan bidan dan bersedia menjalani pengobatan CMV.
·
Ibu mengerti dan
bersedia mentaati anjuran-anjuran yang diberikan bidan.
·
Ibu bersedia untuk dirujuk ke RSUP
Sardjito untuk menjalani pengobatan penyakitnya.
·
Ibu bersedia untuk
melakukan kunjungan ulang 1 bulan lagi atau bila ada keluhan.
BAB
III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Cytomegalovirus (CMV) adalah salah satu anggota
kelompok virus herpes, yang meliputi virus herpes simpleks tipe 1 dan 2, virus
varicela zoster (penyebab cacar air), menginfeksi dan virus Epstein – Barr
(penyebab mononukleosis yang menular). Infeksi CMV disebabkan oleh virus
Cytomegalo, dan virus ini temasuk golongan virus keluarga Herpes. Seperti
halnya keluarga herpes lainnya, virus CMV dapat tinggal secara laten dalam
tubuh dan CMV merupakan salah satu penyebab infeksi yang berbahaya bagi janin
bila infeksi yang berbahaya bagi janin bila infeksi terjadi saat ibu sedang
hamil.
Sedangkan Rubella
yang sering disebut orang dengan Campak Jerman merupakan jenis penyakit menular
yang disebabkan oleh virus. Rubella dapat menyerang siapa saja tidak pandang
bulu. Virus
ini menular lewat udara. Rubela juga biasanya ditularkan oleh ibu kepada
bayinya, makanya disarankan untuk melakukan tes Rubela sebelum hamil. Virus Rubela memiliki waktu inkubasi 2
sampai dengan 3 minggu. Waktu inkubasi virus rubela memiliki waktu inkubasi 2
sampai dengan 3 minggu, namun virus ini sebetulnya telah berada di beberapa
tempat misalnya tenggorokan, bulu hidung, air seni, dan kotoran manusia
3.2. SARAN
Diharapkan
melalui makalah ini, rekan-rekan mahasiswa semakin memahami tentang Infeksi Rubella dan CMV,penyebabnya,serta cara
penanganannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://bidanku.com/index.php?/pengertian-torch-berikut-pencegahannya#ixzz2Qd1cVMl5
http://ijammeru.blogspot.com/2011/11/makalah-ibu-hamil-dengan-infeksi-torch.html
http://ijammeru.blogspot.com/2011/11/makalah-ibu-hamil-dengan-infeksi-torch.html
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete